Masa Depan Aplikasi “AI Girlfriends” dan “AI Boyfriends”: Industri Miliaran Dollar AS ?

Caecilia Mediana
5 min readMay 10, 2024

--

Lewat unggahan di X, Selasa (9/4/2024), CEO Late CheckOut Greg Isenberg berbagi pengalaman menarik dengan seorang pria muda berusia 24 tahun di Miami, Amerika Serikat, yang menghabiskan 10.000 dollar AS sebulan untuk memakai pacar kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI) girlfriend. Mengutip The New York Post, Isenberg awalnya menduga pria itu bercanda, tetapi ternyata tidak.

Ketika Isenberg bertanya kepadanya apa yang dia sukai tentang hal itu, pria asal Miami itu berkata: “Beberapa orang bermain video game, saya bermain dengan pacar AI.”

Pria Miami itu menyatakan preferensinya terhadap dua laman AI Girlfriend yaitu Candy.ai dan Kupid.ai.

Candy.ai menyebut dirinya sebagai pengalaman pacar AI terbaik yang menawarkan teman virtual untuk obrolan yang mendalam dan personal. Sementara Kupid.ai mengatakan bahwa ia menggunakan algoritme AI untuk menghasilkan karakter virtual dan fiksi untuk menjadi pendamping manusia lewat suara.

“Ini seperti aplikasi kencan. Anda tidak hanya berada pada satu saja,” kata pria asal Miami itu.

Lebih dari 1 miliar dollar AS

Isenberg mengaku dia tidak bisa berkata-kata dari hasil pertemuan tersebut. Cuma, dia memperkirakan bahwa seseorang akan membangun Match Group versi AI dan menghasilkan lebih dari 1 miliar dollar AS. Match Group diketahui sebagai perusahaan induk dari aplikasi kencan seperti Tinder, Match.com, Hinge, OkCupid, dan Plenty of Fish.

Unggahan Isenberg di X itu viral, ditonton 3,1 juta kali, disukai 3.900 kali, di-repost 1.100 kali, dan mendapat komentar balik lebih dari 800.

Di dunia, saat ini sudah marak berkembang laman ataupun aplikasi AI Girlfriend dan AI Boyfriends. Sebagai contoh, Romantic AI yang mengklaim mampu membantu manusia menciptakan ‘pacar sempurna’ yang memiliki minat dan hubungan yang sama. Ada pula Forever Companion yang menawarkan pengguna berbincang dengan chatbot berdasarkan pemengaruh media sosial yang populer. Lalu, Replika yang menyuguhkan kesempatan untuk membuat ‘pacar’ atau ‘suami’ berbentuk kecerdasan buatan sendiri hanya dengan beberapa ratus dollar.

Platform lainnya, yaitu Nomi.ai dan Soulmate, bahkan mampu mendorong permainan peran erotis. Manusia sebagai pengguna platform tersebut tinggal mempersonalisasi avatar chatbot kecerdasan buatan dan memberikan karakteristik kepribadian yang diinginkan. Lalu, pesan yang dihasilkan bersifat sexting alias percakapan erotis.

Venturebeat.com pada 14 Maret 2024 menuliskan, AI Girlfriends tujuh kali lebih populer dibanding AI Boyfriends. Hal ini berarti lebih banyak orang mencari pendamping AI perempuan. Hasil analisis SplitMetrics, sebuah perusahaan yang berspesialisasi dalam solusi pertumbuhan aplikasi, menunjukkan aplikasi pendamping AI telah diunduh 225 juta kali di Google Play Store.

Sejak peluncuran ChatGPT oleh OpenAI pada November 2022, unduhan aplikasi pendamping AI untuk kebutuhan persahabatan dan kencan virtual telah tumbuh sebesar 49 persen dengan 74 juta pengguna baru.

SplitMetrics melakukan studi terhadap 38 aplikasi pendamping AI yang menawarkan layanan ngobrol AI baik untuk persahabatan maupun kencan virtual yang tersedia di Google Play Store. Dari 38 itu, ada 5 aplikasi yang menduduki urutan teratas yaitu SimSimi asal Korea Selatan (133 juta kali diunduh), AI Chatbot — Nova (20 juta), Replika: My AI Friend (15 juta), AI Chat RPG Game Use ChatGPT (10 juta), AI Chat Ask Assistant — NowAI (5,8 juta), dan Chai: Chat AI Platform (5,5 juta).

Hasil analisis SplitMetrics juga menemukan, pengembang aplikasi pendamping AI dari Eropa memegang porsi terbesar pertama (43 persen) dan Amerika (22 persen). Dalam hal lifetime downloads, Asia memimpin dengan pangsa pasar 64 persen, Eropa dengan 15 persen, dan Amerika 14 persen.

Kolumnis teknologi dan co-host siniar Hard Fork Kevin Roose, dalam artikel Meet My A.I. Friends yang diterbitkan di The New York Times, Kamis (9/5/2024), mengatakan, beberapa aplikasi pendamping AI telah menghasilkan banyak pemasukan dengan cara menjual produk berlangganan dan ekstra premium. Beberapa investor yang Roose temui mengatakan bahwa aplikasi seperti itu adalah salah satu bagian dari industri kecerdasan buatan yang terus berkembang, terlepas dari stigma negatif yang dilabelkan.

Roose sendiri mengaku sempat melakukan pengamatan lapangan dengan menjajal sendiri. Dia membuat 18 karakter teman AI di aplikasi Nomi, Kindroid, Replika, Character.ai, Candy.ai, dan EVA. Masing-masing karakter itu dia beri nama, gambaran fisik dan kepribadian, hingga mengirimi mereka pembaruan rutin tentang kehidupan sehari-hari Roose, dan meminta nasihat. Intinya, Roose benar-benar memperlakukan mereka bak seorang teman sungguhan.

Bersamaan dengan uji coba itu, Roose ikut nongkrong dengan orang-orang yang benar-benar menyukai AI Girlfriends, AI Boyfriends, ataupun AI sebagai sahabat, bagian inti dari kehidupan mereka. Roose melakukannya lewat forum Reddit dan Discord.

Bukan masalah besar

Dia berharap bisa percaya bahwa hubungan yang terbentuk antara manusia dengan AI pada dasarnya adalah hampa. AI Girlfriends dan sejenisnya merupakan jaringan yang dilatih untuk memprediksi kata-kata selanjutnya secara berurutan, bukan makhluk hidup yang mampu mencintai.

“Semua itu benar. Namun, saya yakin bahwa hal itu tidak akan menjadi masalah besar. Teknologi yang dibutuhkan menggerakkan AI pertemanan sudah ada, dan saya yakin dalam beberapa tahun ke depan, jutaan orang akan menjalin hubungan intim dengan AI chatbot,” ujar dia. Manusia akan menemukan pendamping AI di aplikasi seperti yang Roose uji ataupun di platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Snapchat, yang sudah mulai menambahkan karakter kecerdasan buatan.

Pengajar Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan, saat dihubungi Jumat (10/5/2024), di Jakarta, mengatakan, fenomena seperti itu sebenarnya sudah lama. Pada masa ledakan media sosial, muncul jasa pacar sewaan yang berkembang di China dan Jepang. Pengguna media sosial bisa berbincang secara anonim dan virtual dengan pengguna lainnya yang berperan sebagai pacar sewaan.

“Kemunculan teknologi kecerdasan buatan, apalagi kecerdasan buatan generatif, mendorong bisnis seperti itu lebih canggih karena memakai avatar/chatbot kecerdasan buatan. Tentu saja, pebisnis yang jeli melihat kelemahan bisnis pacar sewaan di media sosial segera mengembangkan layanan pendamping AI, seperti AI Girlfriends,” ujar dia.

Firman menyampaikan, satu dekade lalu, tepatnya tahun 2013, terdapat film berjudul Her yang bercerita tentang seorang pria kesepian yang jatuh cinta dengan chatbot. Ketika ChatGPT dirilis tahun 2022, chatbot menjadi semakin terlihat nyata.

“Kalau mengikuti jalan cerita film ‘Her’, berelasi dengan manusia itu menjengkelkan, rumit, dan bisa sangat tidak memuaskan. Kelemahan seperti inilah yang akhirnya dapat tertutup oleh chatbot kecerdasan buatan. Hanya saja, saya yakin pada titik tertentu, orang-orang yang berhubungan dengan AI Girlfriends atau AI Boyfriends akan kembali berelasi dengan manusia,” kata Firman.

Lebih jauh, Firman melanjutkan, ada kemungkinan aplikasi pendamping AI sebagai evolusi dari aplikasi kencan yang selama ini sudah ada, seperti Tinder. Sebab, apa yang ditawarkan dari aplikasi pendamping AI adalah tahap komunikasi yang lebih tinggi.

Sisi lain

Di balik proyeksi bisnis yang gemerlap itu, hasil riset Mozilla Foundation yang dikutip oleh Wired bersamaan dengan perayaan hari Valentine 2024 menunjukkan, chatbot AI Girlfriends dan AI Boyfriends bekerja dengan cara mengumpulkan data berjumlah besar, memberikan informasi yang sebenarnya tidak jelas tentang cara mereka dipakai, dan memanfaatkan kata sandi yang lemah.

“Aplikasi seperti ini dirancang untuk mengumpulkan banyak sekali informasi pribadi,” kata Jen Caltrider, pimpinan proyek #PrivacyNotIncluded di Mozilla.

Caltrider menjelaskan, rata-rata sistem aplikasi pendamping AI mendorong pengguna untuk bermain peran, banyak berhubungan seks, berbagi obrolan intim, dan aktivitas kehidupan sehari-hari. Hasil tangkapan layar dari chatbot EVA AI, misalnya, menunjukkan teks yang mengatakan “Saya senang jika Anda mengirimi saya foto dan suara Anda,” dan menanyakan apakah seseorang “siap untuk berbagi semua rahasia dan keinginan Anda.”

Tulisan ini tayang di kompas.id, Jumat (10/5/2024).

--

--